Kamis, 16 Februari 2012

SEJENAK MENIKMATI UNITED TURUN KASTA

By: dredarmy


St. Jakob Park, 8 Desember 2011, pertandingan memasuki menit ke 88 saat sayap kanan FC Basel Xherdan Shaqiri mengirim umpan lambung ke dalam kotak penalti Manchester United, penjagaan ceroboh dari Chris Smalling membuat Sebastian Frey dengan mudah menyundul bola ke dalam gawang David De Gea. Basel 2, United 0. Pertandingan belum berakhir tapi sang komentator dengan lancang sudah berani menyimpulkan: “…and surely now Manchester United are out of the Champions League!!!” dan sayangnya, komentator itu benar.


United dengan comeback spirit nya hanya mampu membalas satu gol lewat tandukan Phil Jones, dan jelas itu tidak cukup. Manchester United, tim yang berhasil menembus tiga final Champions League dalam empat tahun terakhir, harus rela tersingkir sangat awal dari kompetisi ter-elite Eropa ini. Sebuah hasil yang tidak pernah terlintas dalam alam pikiran liar fans United sekalipun, mengingat begitu hebatnya penampilan The Red Devils di beberapa pertandingan awal musim. But that's a fact.




Kegagalan United ini mengulang apa yang telah terjadi enam tahun sebelumnya saat kandas di fase grup Champions League 2005/06 karena hanya menempati juru kunci grup D di bawah Villareal, Benfica, dan Lille. Meskipun demikian, kegagalan musim ini agak sedikit berbeda karena sekarang United menempati peringkat ketiga grup yang berarti secara otomatis mendapat jatah untuk terjun di Europa League.


UEFA Europa League, sebuah kompetisi kasta kedua Eropa yang bahkan Sir Alex sendiri mengungkapkannya sebagai sebuah hukuman karena harus bermain disana. Well, Jika Sir Alex menggunakan kata “hukuman” sebagai deskripsi keikutsertaan United di ajang ini, maka rasanya para fans akan memakai kata “bencana” untuk penggambarannya. Jelas saja, bertahun-tahun kita selalu mengejek Liverpool akan partisipasi mereka disana, dan kali ini Tuhan seperti menghukum United untuk merasakan hal yang sama –meskipun tim Merseyside itu jauh lebih buruk (seperti biasa) karena tidak bermain dalam kompetisi Eropa manapun musim ini. Maka wajar saja jika sebagian fans berpikir lebih baik United berada di posisi juru kunci grup seperti enam musim lalu ketimbang harus bermain di Mickey Mouse Cup.

Dan waktupun berlalu, dua bulan setelah dipaksa menelan pil pahit, United dan terutama para fans, mulai bisa untuk move on. Sir Alex mengeluarkan komentar bernada positif bahwa ia dan para pemain menganggap penting kompetisi ini dan akan coba untuk menjuarainya. Demikian pula para fans, kebanyakan coba mengambil sisi positif yang menarik, seperti bahwa Europa League adalah satu-satunya piala yang belum pernah kita menangi, kemudian sebagai ajang untuk memberi jam terbang pada youngsters, dan sampai bahwa bisa jadi ini adalah gelar paling realistis yang bisa dicapai mengingat masih sangat ketatnya persaingan merebut gelar juara Premier League.

Secara tradisi, United tidak punya rekor bagus di Europa League. Pencapaian tertinggi United adalah menjadi semifinalis pada musim 1964/65 saat ajang  ini masih bernama Inter-Cities Fairs Cup, dimana kita kalah 1-2 oleh klub Hungaria, Ferencvaros, dalam sebuah partai play-off, setelah sebelumnya berbagi agregat gol 3-3 dalam dua leg semifinal karena adu penalti belum diberlakukan saat itu.


Kemudian saat ajang ini berubah nama menjadi UEFA Cup, perempatfinalis adalah status tertinggi yang bisa kita capai setelah kalah adu penalti, lagi-lagi dari klub asal Hungaria bernama Videoton FC –saya jamin kalau anda belum pernah mendengar nama klub ini sebelumnya.

Di era Sir Alex Ferguson, tercatat United hanya dua kali bermain di UEFA Cup dan keduanya berujung pada kegagalan di babak awal. United kalah adu penalti dari Torpedo Moscow di musim 1992/93, dan klub Rusia lainnya Rotor Volgograd menghentikan laju United di musim 1995/96 –Peter Schmeichel mencetak gol dalam laga kedua di Old Trafford yang berakhir imbang 2-2, ingat?!


Menarik ditunggu apakah Sir Alex akan benar-benar memegang ucapannya untuk serius di Europa League musim ini mengingat apa yang telah terjadi dalam dua partisipasi sebelumnya dan juga mengingat betapa masih rentannya skuad terhadap hantaman badai cedera serta telah tibanya masa-masa krusial dalam perburuan gelar di Premier League. Jangan lupakan juga bahwa pertandingan Europa League yang dimainkan di hari Kamis terlalu mepet dengan jadwal liga yang biasanya berlangsung pada hari Sabtu atau Minggu. Dan untuk bisa sampai ke Bukarest, kota dimana final Europa League akan dilangsungkan, paling tidak United harus menjalani sembilan pertandingan.

Dari sisi finansial, jelas tidak banyak keuntungan yang bisa diraih jika United berhasil mengangkat trofi Europa League di Bucharest National Stadium, perusahaan analis keuangan Deloitte telah melansir bahwa United akan kehilangan puluhan juta Poundsterling akibat kegagalan lolos ke fase knock-out Champions League dan jelas kerugian itu tidak akan tertutup oleh hadiah juara Europa League yang besarnya hanya sepertiga dari juara Champions League.

Sementara itu dari sisi rivalitas fans, Gooners dan Chelsea Glory Hunters dipastikan tertawa riang dan akan dengan senang hati mengejek kegagalan United untuk mengikuti jejak klub mereka yang berhasil melaju ke fase knock-out. Sebuah hal yang sangat absurd sebenarnya, mengingat ketidakmampuan mereka mengalahkan United musim ini serta tercecernya mereka dipersaingan titel Premier League dengan terpaut 15 poin dari kita sejauh ini. Ditambah dengan fakta bahwa klub mereka belum pernah sekalipun merasakan trofi Champions League, rasanya ejekan mereka terhadap kita sungguh konyol dan sangat temporer. Biarlah mereka mengejek kita untuk sejenak kawan, karena klub mereka tidak akan melangkah jauh, saya berani bertaruh untuk itu.

Ok, lantas kenikmatan apa yang bisa kita rasakan saat United turun kasta seperti sekarang? Selalu ada sisi positif dari setiap hal, bukankah begitu?! Maka kenikmatan merasakan pengalaman baru dan kenikmatan dalam menjalani proses transisi adalah jawabannya. Kebanyakan dari kita sudah sangat terbiasa menyaksikan United berlaga di Champions League, dan bagi sebagian dari kita yang tumbuh menjadi fans United di pertengahan era 1990-an sampai 2000-an, jelas ajang Europa League menjadi semacam hal yang baru. Menyaksikan United tampil di kompetisi ini tentu akan menambah daftar curriculum vitae sebagai fans United dan tentu saja akan memberikan sebuah pengalaman baru yang menarik, dengan ini berarti praktis tidak ada lagi kompetisi yang belum pernah kalian saksikan dimana United tampil di dalamnya. Refreshing, katakanlah begitu, dan ini sungguh-sungguh refreshing dalam arti yang sebenarnya, mengingat musim depan 99,99 % kita akan kembali lagi berlaga di Champions League. Jadi merasakan pengalaman baru menyaksikan United berlaga di Europa League untuk sejenak, rasanya tidak buruk-buruk amat bukan?!

Yang kedua adalah kenikmatan terhadap sebuah proses transisi. United semakin dipenuhi oleh para pemain muda musim ini, para youngsters dari reserves pun secara berkala diturunkan, jelas Sir Alex tengah membangun sebuah generasi baru untuk kejayaan United di masa depan, dan jika turunnya kasta kita di musim ini adalah harga yang harus dibayar untuk itu, rasanya tidak ada diantara kita yang akan menolaknya. Oh, jangan lupakan pula pada apa yang terjadi di musim transisi 2005/06 saat United gugur di fase grup Champions League, musim selanjutnya United berhasil mencapai semifinal dan akhirnya di musim 2007/08 kita berhasil mengangkat trofi Champions League untuk kali ketiga. Coba tanyakan perasaan mereka yang merasakan proses transisi di musim 2005/06, bagaimana perasaannya saat melihat Ryan Giggs dan rekan mengangkat tinggi-tinggi the giant trophy di malam yang basah di Moskow? Amazing! dan bahkan sebagian tanpa malu akan berujar bahwa momen Moskow 2008 jauh lebih nikmat dari orgasme.


Well, Beberapa saat lagi United akan berhadapan dengan Ajax Amsterdam, salah satu klub terkemuka di Eropa yang sarat sejarah dan juga pemegang UEFA badge of honor. Tentu saja pertandingan ini lebih dari sekedar menarik untuk disaksikan meski berlangsung di kompetisi kasta kedua Eropa.


UEFA Europa League Anthem yang dinyanyikan oleh The Paris Opera akhirnya akan didengar secara langsung oleh Wayne Rooney, dkk. Dan untuk pertama kali lagu itu akan diputar di Old Trafford saat leg kedua minggu depan. Jadi mari sejenak menikmatinya dan menyambut tantangan sekaligus pengalaman baru ini dengan antusias, karena turun kastanya United kali ini adalah sebuah proses transisi yang memang harus dilewati.

Musim depan kita akan kembali ke kasta tertinggi. We shall return.

So, welcome Europa League, welcome Thursday night football, let’s enjoy it... ;)



COME ON YOU REDS!