Rabu, 28 Desember 2011

BOXING DAY IS UNITED DAY, ISN'T IT?!

By: dredarmy




Dua gol Gareth Bale ke gawang John Ruddy semalam menutup rangkaian laga Boxing Day musim 2011/12. Sepuluh pertandingan, sembilan belas gol, tiga pemenang. Mengejutkan. Karena dari semua tim elite, hanya United dan Spurs yang mampu meraih kemenangan.

Ben Foster secara luar biasa memberi kado natal bagi United dengan penampilan hebatnya menahan gempuran Manshour’s Rent Boys. Clint Dempsey membungkam Chelsea Headhunters di depan mata mereka di Shed End yang semakin menjadikan kursi Villas-Boas terasa panas. Robin van Persie mati akal membongkar pertahanan serigala West Midlands. Serta tendangan ajaib Charlie Adams membuat publik The Kop semakin geram.

Tiga puluh mil dari Anfield Road, United dengan cukup nyaman melumat Wigan lima gol tanpa balas, mengulang raihan pekan sebelumnya di kandang The Cottagers. Paruh awal musim hampir berakhir dan lihatlah posisi persaingan kini. Selalu saja United fan yang tertawa belakangan. Menyenangkan.

Kemenangan mutlak United atas The Latics menjadikan poin seimbang dan hanya selisih gol –yang kini hanya terpaut lima gol— yang membuat City masih duduk manis di puncak. Tapi percayalah, tentara bayaran milyarder Dubai itu kini pasti lebih panik dari sebelumnya.



Boxing day selalu menjadi start awal dari rangkaian perjalanan gemilang United di paruh kedua musim. Pembantaian lima gol semalam tercatat sebagai kemenangan ke 17 United dari 20 kali pagelaran Boxing Day sejak musim perdana Premier League pada 1992/93. Ini berarti peluang menang United setiap laga Boxing Day digelar adalah 85 %. Tidak hanya itu, dari 12 titel liga yang berhasil kita raih, 9 diantaranya direbut saat kita berhasil menang saat Boxing Day.


Kemudian, jika dilihat dalam 19 musim terakhir sejak 1992/93, juara liga hampir selalu memenangi laga Boxing Day, hanya United dan Chelsea yang gagal meraih kemenangan saat Boxing Day di musim mereka memenangi liga. United 3 kali gagal (1992/93, 1993/94, 2002/03) dan Chelsea sekali (2009/10). Catatan ini menyimpulkan bahwa tim yang bersaing merebut gelar liga punya peluang 78 % untuk menjadi juara jika mampu menang di laga Boxing Day.


Well, kemenangan saat Boxing Day memang bukan menjadi faktor utama sebuah tim mampu menjadi juara, karena bagaimanapun ini hanya sebuah laga dari 38 laga yang harus dijalani, tapi paling tidak dari catatan di atas kita bisa mengetahui bahwa ternyata kemenangan di Boxing Day cukup memberikan efek yang luar biasa dalam perjalanan menuju juara.

Dan kita United fan, seharusnya sudah sangat paham bahwa perjalanan gemilang selalu dimulai saat paruh kedua musim. United Time, begitu banyak orang bilang. Dengan modal kemenangan di laga Boxing Day yang membuat poin kita setara dengan pemuncak serta selisih gol yang cuma terpaut lima, kita tahu bahwa kita tidak perlu terlalu merasa khawatir. Itu adalah tugas City.


Come on you Reds!

Kamis, 22 Desember 2011

LFC : BENAR-BENAR MEMALUKAN... BENAR-BENAR SAMPAH...

by: dredarmy


Liverpool Football Club dan suporternya seperti menutup mata terhadap putusan yang telah dijatuhkan FA kepada Luis Suarez. Ribuan Liverpudlians dengan lantang menyanyikan chant untuk Luis Suarez saat tandang ke Wigan kemarin, tanpa peduli cemoohan dari seisi publik DW Stadium.


Sementara pihak klub memerintahkan pemainnya untuk mengenakan t-shirt dukungan pada Suarez sesaat sebelum pertandingan dimulai.


Benar-benar memalukan... Benar-benar sampah...

 


Selasa, 20 Desember 2011

BEHIND THE CHANT: FIGHT FOR MAN UNITED FC






"From the banks of Irwell
To Sicily
Where we will Fight! Fight! Fight!
For (Man) United FC!
Ooo... Ooo...
Eee... Eee..."

Siapa fans United yang tidak tahu dengan chant "Fight For Man United FC" sekarang? Rasanya tidak ada, karena chant ini sedang hits di kalangan Red Army di Manchester sana dan akhirnya mewabah sampai ke fans United di Indonesia. Chant inipun akhirnya menjadi salah satu chant wajib yang selalu dinyanyikan selain "U-N-I... T-E-D", "Take Me Home", dll.

"Fight For Man United FC" ini mulai happening di musim 2010/11 ketika fans United menyanyikannya beramai-ramai di kafe dan bar-bar terbuka di Gelserkichen, saat United menjalani laga away semifinal 1st leg Champions League melawan Schalke 04 (lihat video di atas). Chant inipun semakin tenar setelah Scott The Red memposting video rekaman aksi Red Army tersebut di blog nya, The Republik of Mancunia

Darimana chant ini berawal? Well, semua berawal saat Manchester United bertemu Olympique Marseille di babak 16 besar Champions League 2010/11.



Nada chant ini sebenarnya adalah sebuah template chant di Liga Perancis, hampir setiap fans klub disana menyanyikan chant ini, tentu saja dengan lirik yang berbeda-beda sesuai dengan klub yang didukung. Saya ingat betul fans Marseille menyanyikan chant ini dengan cukup luar biasa saat mereka bertandang ke Old Trafford waktu itu, terdengar nyaris hampir 10 menit. (Terlintas dalam benak saya, wah asyik juga nih chantnya Marseille, coba United punya chant kayak gini... dan ternyata kesampaian... Hehehe...)



Ternyata Red Army disanapun berpikiran sama, mereka mengambil nada chant tersebut dan kemudian mengganti liriknya dengan lirik dari salah satu chant legendaris "Fight For United".


"From the banks of river Irwell
To the shore of Sicily
We will Fight! Fight! Fight! For United
Till we win the football league
To hell with Liverpool
To hell with Man City
They're shit!"


Nada chant legendaris ini diambil dari lagu (hymne) resmi Angkatan Laut Amerika Serikat (US Marine Corps).



"From the Halls of Montezuma
To the shores of Tripoli,
We fight our country's battles
In the air, on land, and sea."

Saat awal chant "Fight For Man United FC" dinyanyikan ada beberapa yang kurang setuju dengan penggunaan chant ini, alasannya secara umum ada dua: pertama, nadanya nggak Inggris banget dan terlalu mendayu. Memang kalau kita cek chant-chant United (dan klub Inggris lain pada umumnya), rata-rata temponya cenderung cepat, saya pikir hanya "We'll Never Die" yang agak slow dan mendayu.

Alasan kedua, karena (agar sesuai dengan nada) banyak yang menyanyikan chant ini menghilangkan kata "Man" saat lirik:

Where we will Fight! Fight! Fight! For (Man) United FC!

Argumen mereka yang tidak suka dengan chant ini adalah jika kita menghilangkan kata "Man" maka akan menjadi rancu karena hanya menjadi "United FC" saja, sehingga bisa disalahartikan dengan mendukung FC United of Manchester (FCUM).





Pada akhirnya meski sempat timbul perdebatan, "Fight For Man United FC" ini bisa diterima luas di kalangan fans, buktinya adalah saat pertandingan away melawan Blackburn Rovers dalam penentuan gelar ke-19 musim 2010/11 lalu, chant ini bergema selama hampir 15 menit dari away fans end di Ewood Park. Pada perkembangannya, chant ini kemudian dinyanyikan dengan tempo yang lebih cepat.



Terakhir, sebagai info tambahan, The Banks of Irwell (tepi sungai Irwell), adalah nama sungai yang membelah kota Manchester, salah satu sungai yang menjadi ciri khas kota Manchester selain sungai Medlock. Dari tepi sungai Irwell inilah peradaban mulai berkembang di awal-awal berdirinya kota Manchester pada tahun 79 M. Sesuai prinsip "dimana ada sumber air, disitu pasti akan berkembang kehidupan", begitulah yang terjadi dengan awal mula peradaban kota Manchester yang berpangkal pada sungai Irwell dan juga Medlock.


Pemandangan sungai Irwell di wilayah pedesaan The Cliff, Manchester.


Pemandangan Sungai Irwell yang membelah kota Manchester.

Kemudian chant ini juga menyebut  nama Sicily (The Shore of Sicily atau pantai Sisilia), sebuah tempat yang sudah sangat terkenal di Italia. Kenapa Sicily? Sebab Italia adalah salah satu negara Eropa paling selatan, dan karena pulau Sicily terletak di ujungnya, maka secara geografis Sicily bisa disebut sebagai ujungnya benua Eropa bagian selatan.


Pulau Sicily


Sicily dalam peta Italia

Jadi kurang lebih makna dari chant "Fight For Man United FC" ini adalah: Mulai dari tempat kami (Red Army) berasal/berpijak (Irwell) sampai nun jauh ke ujung Eropa sana (Sicily), kami akan terus ada untuk United dan mendukung United, fight for United!





Demikian sekilas behind the chant dari "Fight For Man United FC". Now let's sing it with proud lads!


"From the banks of Irwell
To Sicily
Where we will Fight! Fight! Fight!
For (Man) United FC!

Ooo... Ooo...

Eee... Eee..."



 
Bonus: Emily Jane saat menyanyikan chant "Fight For Man United FC"... so cute and funny... :)




Senin, 19 Desember 2011

FIGUR SENTRAL SEORANG CARRICK

By: Stewart Gardner (MUTV Journalist)






Dalam telepon yang masuk ke MUTV selama beberapa tahun terakhir, Michael Carrick selalu mendapat kritikan yang tidak habis-habisnya, dan hal itu menjadi misteri bagi saya. Carrick telah memainkan peran penting dalam perjuangan kita merebut 4 gelar Premier League dan jelas membantu kita memenangkan Champions League di Moskow 2008. Meskipun demikian tampaknya kinerja Carrick selalu mendapat kritikan yang tak pernah usai. Sekarang saya berharap para pengkritiknya mau menelepon ke acara The Paddy Crerand Show malam ini di MUTV dan memberikan pujian yang layak untuk Michael.


Carrick tampil sangat luar biasa di Loftus Road dan sedang berada dalam bentuk permainan terbaiknya. Di kala para pemain tengah kita datang dan pergi (karena cedera) seperti lalat, Carrick mencuat ke permukaan dan dipastikan akan selalu menjadi pilihan utama saat ini. Begitu banyak kinerjanya yang efektif meski tidak terlihat spektakuler, mungkin itulah jawaban kenapa begitu banyak kritikan yang ia terima. Namun di Loftus Road kemarin dia bermain dengan mengagumkan dan akhirnya dapat kembali mencetak gol. Dan betapa mengesankannya gol yang ia ciptakan. Ok, saya adalah fan Carrick, tapi tidak pernah terlintas sedikitpun dalam benak saya bahwa Carrick akan menciptakan gol solo run seperti itu. Berlari setelah mendapat “umpan” dari Joey Barton, ia melaju sendirian membelah pertahanan The Hoops untuk kemudian melepaskan tendangan datar akurat dari luar kotak penalti.


Ia memang tidak dianugerahi kecepatan yang memukau, meski demikian Michael tetap dapat mencetak gol pertama kalinya di ajang liga dalam 2 tahun terakhir. Ia seharusnya bisa mencetak banyak gol, dan saya yakin Michael akan kembali mencetak gol di paruh kedua musim kelak. Michael kemudian mendapat ancaman sanksi dari sang bos yang berkata pada saya bahwa ia akan memberi denda kepadanya karena telah mengabaikan tugasnya untuk tetap menjaga lini tengah. Tentu saja itu hanyalah sebuah gurauan!

Dari semua diskusi yang berkembang perihal opsi-opsi di lini tengah United, duet Carrick-Jones kelihatannya sangat efektif. Carrick menjaga kedalaman lini tengah, sementara Jones memiliki kecenderungan untuk maju membantu lini depan. Jones memberikan energi bagi barisan tengah kita dan sial ia tidak bisa mencetak skor atas namanya kemarin. Dia benar-benar pemain yang fantastis. Anda harus tetap ingat bahwa Jones barulah berusia 19 tahun meski kini sudah menjadi bagian penting bagi United.


Kini United telah memenangi 6 pertandingan liga dan imbang sekali sejak kekalahan menyakitkan dari City. Hanya 2 gol yang berhasil masuk ke jala kita sepanjang periode itu. Dengan kata lain, itu merupakan sebuah respon yang sangat positif terhadap tragedi 6-1 beberapa waktu lalu. Pujian juga pantas diberikan kepada fans United yang memiliki selera humor lumayan berkenaan dengan Europa League. Terdengar beberapa chant-chant “menyambut Europa League” dari tribun away fans di Loftus Road kemarin. Kelihatannya perjalanan menuju Amsterdam akan menjadi sebuah perjalanan yang menarik bagi fans. Saya pribadi belum pernah kesana, ada ide bagus untuk petualangan ke Amsterdam nanti kawan? :)


source 

Sabtu, 17 Desember 2011

EUROPA LEAGUE : WELKOM IN AMSTERDAM...

By: dredarmy


Undian 32 besar Europa League telah dilakukan, dan United akan bertemu dengan salah satu klub legendaris Eropa, penyandang UEFA Badge of Honor, Ajax Amsterdam.


 Kita tidak pernah bertemu lagi dengan raksasa Belanda ini selama 35 tahun. Pertemuan terakhir terjadi pada tahun 1976 dalam kompetisi yang sama --saat itu masih bernama UEFA Cup-- di babak first round. Kita kalah 0-1 di Amsterdam lewat gol tunggal Ruud Kroll, sebelum akhirnya 2 gol dari Lou Macari dan Sammy McIlroy di Old Trafford 2 pekan setelahnya menyudahi perlawanan de Godenzonen.



Kemenangan agregat 2-1 tersebut mengantar United ke babak second round menghadapi Juventus yang kemudian menghentikan langkah kita di kompetisi kasta kedua Eropa ini dengan keunggulan agregat 3-1 (United unggul 1-0 di Old Trafford dan menyerah 0-3 di Delle Alpi).

Hembusan takdir kembali membawa kita ke Amsterdam dalam status sebagai "raja yang turun kasta". United harus berbesar hati bermain di Mickey Mouse League setelah dengan "santun" membiarkan Basel menemani Benfica melaju ke perdelapan final Champions League, sedangkan Ajax bernasib apes karena hanya kalah selisih gol dari Lyon untuk bisa lolos menemani Real Madrid.

Undian telah digulirkan dan Tuhan memang Maha Penyayang: Dia mempertemukan kita dengan sesama "mantan raja" sehingga aroma Liga Juara setidaknya masih bisa terasa.

Sir Alex berujar bahwa dia sangat antusias dengan duel yang belum pernah dilakoni sepanjang karirnya ini. Sementara manajer Ajax Frank de Boer mengaku bertemu dengan United adalah sebuah kehormatan bagi klubnya.

United akan terlebih dahulu bertandang ke Amsterdam ArenA pada 16 Februari 2012 dan Ajax akan bertamu ke Teater Impian sepekan kemudian pada 23 Februari 2012. Pemenang dari duel ini akan berhadapan dengan Lokomotiv Moscow atau Athletic Bilbao di babak 16 besar nanti.

Bagi kita sebagai fan United, jelas pertemuan dengan jawara Belanda ini menjanjikan sebuah hiburan, walaupun kita belum tahu pasti apakah Sir Alex akan memainkan skuad utama atau hanya menjadikan arena ini sebagai "Carling" yang lain, meski jika dilihat dari jadwal, kemungkinan besar United akan bermain dengan lapis kedua karena sebelumnya kita baru saja menjalani rentetan big match melawan Chelsea dan Liverpool.


Apapun itu, duel 2 raja turun kasta ini layak untuk dinantikan, meski hanya berlangsung di arena liga para pecundang.

United we stand... 

Come on you Reds!


Kamis, 15 Desember 2011

BEHIND THE CHANT: STRETFORDENDERS (BERTIE MEE...)


"Bertie Mee said to Matt Busby,
'Have you heard The North Bank Highbury?'
"No," said Matt, "You Cockney Twat,"
"But I've heard The Stretford...enders!"
Chant ini termasuk salah satu chant populer dan sering dinyanyikan Red Army, terutama saat United bertemu Arsenal. Nah, kali ini saya akan coba bahas sekilas tentang Bertie Mee dan The North Bank Highbury yang ada di chant ini, here it is...

BERTIE MEE
Siapa Bertie Mee? Mee adalah salah satu manajer tersukses dalam sejarah Arsenal, dia mengarsiteki Arsenal dari tahun 1966 s.d 1976.

Bertie Mee membawa The Gunners meraih gelar Eropa pertamanya, Fairs Cup (Europa League sekarang) pada tahun 1970, sekaligus mengakhiri puasa gelar Arsenal selama 17 tahun, yang (saat itu) terakhir mengangkat trofi Liga Inggris 1952/53.

Setahun berikutnya Bertie Mee mengantar Arsenal meraih Double Winners, juara liga dan FA Cup 1970/71.
Penunjukan Bertie Mee sebagai manajer Arsenal sebenarnya merupakan sebuah kejutan besar, bahkan bagi Mee sendiri. Kenapa? Karena dia awalnya hanya seorang fisioterapis klub! Ini berarti sama saja misalnya United menunjuk fisioterapis klub, si botak Rob Swire, sebagai manajer dan lantas sukses besar! Hahaha...

Opsi awal kontrak Mee saat itu adalah apabila dalam setahun dia gagal, maka ia diperbolehkan untuk kembali bekerja sebagai fisioterapis klub.

Karena tidak terlalu fasih tentang taktik, maka di awal tugasnya Bertie Mee menunjuk dua orang asisten, salah satunya adalah Dave Sexton, yang nantinya menjadi manajer United pada tahun 1977 s.d 1981.
Dave Sexton, asisten Bertie Mee, yang kelak menjadi manajer United
Ok, itu sekilas tentang Bertie Mee, sekarang mari kita lanjut dengan The North Bank.

THE NORTH BANK HIGHBURY
The North Bank adalah nama tribun yang biasa ditempati Die Hard Gooners, karena itulah dalam chant ini Sir Matt berkata bahwa ia hanya pernah mendengar Stretfordenders, dengan maksud menyindir The North Bank yang kalah riuh.

Bagi yang sudah menyaksikan Liga Inggris dari saat Arsenal masih bermarkas di Highbury, posisi The North Bank ada di sebelah kiri layar televisi, persis seperti Stretford End di Old Trafford.
Sekarang meski sudah pindah ke Emirates, nama The North Bank tetap dipakai, untuk posisi tribun yang sama, sebelah kiri layar televisi.
Masih ingat match dimana United menghancurkan Arsenal 4-2 di Highbury pada musim 2004/05? Siapa pencetak gol terakhir United? Yup, John O'shea! Dia men-chip bola dengan indah di hadapan tribun The North Bank saat itu.

Gol O'shea tersebut mengunci kemenangan United 4-2 atas tuan rumah dan sekaligus membungkam tribun The North Bank. Good job Sheasy!

BEHIND THE CHANT: ARE YOU WATCHING MERSEYSIDE?!

  

"Are you watching Merseyside?
Are you watching...
Are you watching...
Are you watching Merseyside!"
"Oh Merseyside! (Oh Merseyside!)
Is full of shit! (Is full of shit!)
Oh Merseyside is full of shit..
It's full of shit, shit, and more shit!
Oh Merseyside is full of shit!"
"You Scouse bastard!
You Scouse bastard!
You Scouse bastard!"
 
Sebagian besar fans United sudah tidak asing lagi dengan chant-chant di atas. Hampir di setiap pertandingan, Red Army mengumandangkan chant-chant tersebut, begitu juga fans United di Indonesia, sering menyanyikannya saat nonton bareng (nonbar) --meski bukan melawan Liverpool-- sebagai simbolisasi ejekan dan kebencian sampai mati pada seteru abadi dari kota pelabuhan itu.

Merseyside dan Scouser... dua kata yang akan selamanya melekat pada Liverpool Football Club... dua kata yang akan selamanya diteriakkan fans United dengan api kebencian.

So, apa itu Merseyside dan Scouser? Berikut penjelasan singkatnya.

MERSEYSIDE

Merseyside adalah 1 dari 5 provinsi yang terletak di wilayah Inggris Barat Laut (North West England). 4 provinsi lainnya adalah Cheshire, Cumbria, Lancashire, dan Greater Manchester.
Posisi Merseyside (merah) dalam peta Inggris
Merseyside dalam wilayah Northwest England
Pembagian 5 wilayah Merseyside
Bendera Merseyside
Lambang Merseyside

Nama Merseyside diambil dari nama sungai Mersey yang mengalir sepanjang provinsi ini.
Potret Sungai Mersey dari udara
Sungai Mersey

Merseyside sendiri terdiri dari 5 wilayah: Knowsley, St. Helens, Sefton, Wirral, dan Liverpool. Nah Liverpool inilah yang menjadi wilayah terpadat sekaligus sebagai ibukota dari provinsi Merseyside.
Pusat kota Liverpool
Jadi saat fans United ngechant "Are you watching Merseyside?" sebenarnya mereka mengejek dalam sekup yang lebih luas, tidak hanya sebatas penduduk kota Liverpool.

Kenapa tidak "Are you watching Liverpool?" Karena mayoritas penduduk Merseyside adalah pendukung LFC maka kalimat "Are you watching Merseyside?" lebih tepat untuk dipakai. Perumpamaannya kurang lebih sebagaimana mayoritas penduduk Jawa Barat --tidak hanya kota Bandung-- adalah pendukung Persib.
 
 

Luas wilayah Merseyside adalah 645 km2, ini berarti sedikit lebih kecil dari DKI Jakarta yang mempunyai luas 740 km2.

Sementara luas kota Liverpool adalah 111 km2, jauh lebih kecil dari kota Depok yang mempunyai luas 200 km2. Ini juga berarti kota Liverpool cuma 2 kali lebih besar dari wilayah Cimanggis.

Jumlah penduduk provinsi Merseyside ± 1,3 juta jiwa, hanya berbeda sedikit dengan Depok yang mempunyai penduduk ± 1,1 juta jiwa.

Sementara jumlah penduduk kota Liverpool adalah 434.900 jiwa, yang berarti cuma 1/5 dari total penduduk Jakarta Selatan.

Mayoritas penduduk Merseyside dan terutama kota Liverpool bekerja di industri jasa-niaga. Meski terkenal sebagai kota pelabuhan, faktanya kini hanya sekitar 10 % Scousers yang terjun di sektor tersebut.
Albert Dock, dermaga utama kota Liverpool

Sebagai kota pelabuhan, maka wajar bila penduduknya cenderung kasar dan suasana di beberapa sudut kotanya agak kumuh, gambarannnya kurang lebih sama dengan daerah Jakarta Utara khususnya Tanjung Priok. Hal inilah yang memotivasi Red Army dan fans klub lain untuk menyanyikan chant yang menyindir tingkah laku barbar dan kondisi sosial ekonomi Scousers yang memprihatinkan, seperti chant "In Your Liverpool Slum", "Feed The Scousers", "You'll Never Get a Job", dll.
"Feed the Scousers... let them know it's Christmas time!"

"Sign on... sign on... with hope in your heart...
and you'll never get a job... you'll never get a job!"

Beberapa sindiran terhadap Scousers:
Reaksi Scousers terhadap kebijakan tenaga kerja
Feed The Scousers, let them know it's Christmas time!
Scouser akan mencuri apapun, waspadalah!
Headline kontroversial harian The Sun yang mengungkapkan prilaku barbar Scousers
Beberapa gambaran "Liverpool Slum":
 
 
"In your Liverpool slums
You look in a dustbin for something to eat
You find a dead rat and you think it's a treat
In your Liverpool slums

In your Liverpool slums
Your mum's on the game and your dad's in the nick
You can't get a job 'cause your too fucking thick
In your Liverpool slums

In your Liverpool slums
You wear a shell suit and have got curly hair
All of your kids are in council care
In your Liverpool slums

In your Liverpool slums
There's piss on the pavement and shit on the path
You finger your grandma and think it's a laugh
In your Liverpool slums
In your Liverpool slums
You used to sing Munich but not anymore
Since 96 Scousers lay dead on the floor
In your Liverpool slums."
 
SCOUSER
Scouser adalah sebutan bagi penduduk Merseyside. Sementara Liverpudlian adalah sebutan untuk penduduk kota Liverpool, meskipun saat ini istilah Liverpudlian lebih identik sebagai sebutan untuk fans Liverpool sementara Evertonian menjadi sebutan untuk fans Everton. So, jangan kaget jika suatu saat ada Scouser yang berkata: "I am Liverpudlian and I support Everton." karena memang aslinya itu adalah sebutan untuk penduduk kota Liverpool.
Kata Scouse sebenarnya merupakan singkatan dari Lobscouse yang artinya makanan daging rebus yang populer dikalangan pelaut di abad 19, jadi dulu para pelaut ketika berlabuh di Liverpool selalu menyantap Lobscouse sehingga akhirnya Scouse menjadi sebuah nama identitas.
Lobscouse

Selain itu Scouse juga menjadi nama dialek. Dialek Inggris Scouse terkenal sebagai dialek yang sangat susah dipahami, sehingga sampai muncul idiom: Kalau anda mengerti apa yang Scouser katakan, berarti anda telah menguasai bahasa Inggris dengan sangat baik.
 

So, that's the brief story about Merseyside and Scouser, now let's shout it loud: