"Are you watching Merseyside?
Are you watching...
Are you watching...
Are you watching Merseyside!"
"Oh Merseyside! (Oh Merseyside!) Is full of shit! (Is full of shit!) Oh Merseyside is full of shit.. It's full of shit, shit, and more shit! Oh Merseyside is full of shit!"
"You Scouse bastard!
You Scouse bastard!
You Scouse bastard!"
Sebagian besar fans United sudah tidak asing lagi dengan chant-chant di atas. Hampir di setiap pertandingan, Red Armymengumandangkan chant-chant tersebut, begitu juga fans United di Indonesia, sering menyanyikannya saat nonton bareng (nonbar) --meski bukan melawan Liverpool-- sebagai simbolisasi ejekan dan kebencian sampai mati pada seteru abadi dari kota pelabuhan itu.
Merseyside dan Scouser... dua kata yang akan selamanya melekat pada Liverpool Football Club... dua kata yang akan selamanya diteriakkan fans United dengan api kebencian.
So, apa itu Merseyside dan Scouser? Berikut penjelasan singkatnya.
MERSEYSIDE
Merseyside adalah 1 dari 5 provinsi yang terletak di wilayah Inggris Barat Laut (North West England). 4 provinsi lainnya adalah Cheshire, Cumbria, Lancashire, dan Greater Manchester.
Posisi Merseyside (merah) dalam peta Inggris
Merseyside dalam wilayah Northwest England
Pembagian 5 wilayah Merseyside
Bendera Merseyside
Lambang Merseyside
Nama Merseyside diambil dari nama sungai Mersey yang mengalir sepanjang provinsi ini.
Potret Sungai Mersey dari udara
Sungai Mersey
Merseyside sendiri terdiri dari 5 wilayah: Knowsley, St. Helens, Sefton, Wirral, dan Liverpool. Nah Liverpool inilah yang menjadi wilayah terpadat sekaligus sebagai ibukota dari provinsi Merseyside.
Pusat kota Liverpool
Jadi saat fans United ngechant "Are you watching Merseyside?" sebenarnya mereka mengejek dalam sekup yang lebih luas, tidak hanya sebatas penduduk kota Liverpool.
Kenapa tidak "Are you watching Liverpool?" Karena mayoritas penduduk Merseyside adalah pendukung LFC maka kalimat "Are you watching Merseyside?" lebih tepat untuk dipakai. Perumpamaannya kurang lebih sebagaimana mayoritas penduduk Jawa Barat --tidak hanya kota Bandung-- adalah pendukung Persib.
Luas wilayah Merseyside adalah 645 km2, ini berarti sedikit lebih kecil dari DKI Jakarta yang mempunyai luas 740 km2.
Sementara luas kota Liverpool adalah 111 km2, jauh lebih kecil dari kota Depok yang mempunyai luas 200 km2. Ini juga berarti kota Liverpool cuma 2 kali lebih besar dari wilayah Cimanggis.
Jumlah penduduk provinsi Merseyside ± 1,3 juta jiwa, hanya berbeda sedikit dengan Depok yang mempunyai penduduk ± 1,1 juta jiwa.
Sementara jumlah penduduk kota Liverpool adalah 434.900 jiwa, yang berarti cuma 1/5 dari total penduduk Jakarta Selatan.
Mayoritas penduduk Merseyside dan terutama kota Liverpool bekerja di industri jasa-niaga. Meski terkenal sebagai kota pelabuhan, faktanya kini hanya sekitar 10 % Scousers yang terjun di sektor tersebut.
Albert Dock, dermaga utama kota Liverpool
Sebagai kota pelabuhan, maka wajar bila penduduknya cenderung kasar dan suasana di beberapa sudut kotanya agak kumuh, gambarannnya kurang lebih sama dengan daerah Jakarta Utara khususnya Tanjung Priok. Hal inilah yang memotivasi Red Army dan fans klub lain untuk menyanyikan chant yang menyindir tingkah laku barbar dan kondisi sosial ekonomi Scousers yang memprihatinkan, seperti chant "In Your Liverpool Slum", "Feed The Scousers", "You'll Never Get a Job", dll.
"Feed the Scousers... let them know it's Christmas time!"
"Sign on... sign on... with hope in your heart...
and you'll never get a job... you'll never get a job!"
Beberapa sindiran terhadap Scousers:
Reaksi Scousers terhadap kebijakan tenaga kerja
Feed The Scousers, let them know it's Christmas time!
Scouser akan mencuri apapun, waspadalah!
Headline kontroversial harian The Sun yang mengungkapkan prilaku barbar Scousers
Beberapa gambaran "Liverpool Slum":
"In your Liverpool slums
You look in a dustbin for something to eat
You find a dead rat and you think it's a treat
In your Liverpool slums
In your Liverpool slums
Your mum's on the game and your dad's in the nick
You can't get a job 'cause your too fucking thick
In your Liverpool slums
In your Liverpool slums
You wear a shell suit and have got curly hair
All of your kids are in council care
In your Liverpool slums
In your Liverpool slums
There's piss on the pavement and shit on the path
You finger your grandma and think it's a laugh
In your Liverpool slums
In your Liverpool slums
You used to sing Munich but not anymore
Since 96 Scousers lay dead on the floor
In your Liverpool slums."
SCOUSER
Scouser adalah sebutan bagi penduduk Merseyside. Sementara Liverpudlian adalah sebutan untuk penduduk kota Liverpool, meskipun saat ini istilah Liverpudlian lebih identik sebagai sebutan untuk fans Liverpool sementara Evertonian menjadi sebutan untuk fans Everton. So, jangan kaget jika suatu saat ada Scouser yang berkata: "I am Liverpudlian and I support Everton." karena memang aslinya itu adalah sebutan untuk penduduk kota Liverpool.
Kata Scouse sebenarnya merupakan singkatan dari Lobscouse yang artinya makanan daging rebus yang populer dikalangan pelaut di abad 19, jadi dulu para pelaut ketika berlabuh di Liverpool selalu menyantap Lobscouse sehingga akhirnya Scouse menjadi sebuah nama identitas.
Lobscouse
Selain itu Scouse juga menjadi nama dialek. Dialek Inggris Scouse terkenal sebagai dialek yang sangat susah dipahami, sehingga sampai muncul idiom: Kalau anda mengerti apa yang Scouser katakan, berarti anda telah menguasai bahasa Inggris dengan sangat baik.
So, that's the brief story about Merseyside and Scouser, now let's shout it loud:
muanteeeeppp neh, ayoo tmbah lagi kh storynya
BalasHapus+1 education
BalasHapus