Sabtu, 17 Agustus 2013

LET'S STAND BY MOYES

By: dredarmy







Mei 1999, ratusan ribu fans United tumpah ruah memadati jalan-jalan kota Manchester, menyemut mengikuti laju bis yang membawa pahlawan mereka berparade setelah berhasil menorehkan sejarah emas Treble winner, tak akan ada yang melupakan hari itu –kecuali… tentu saja segelintir fans City.


Sepuluh tahun setelah mendapat banner usiran “Ta Ra Fergie” yang kesohor itu, Alex Ferguson akhirnya berhasil mengantar Manchester United mencapai langit ketujuh dunia sepakbola, dua trofi domestik dan satu trofi Eropa membuat kerajaan Inggris tidak ragu untuk menyematkan gelar ksatria pada pria keras dari Govan ini, semua fans United memujanya bak dewa, dunia mengakui kehebatannya. Alex is God.


Meanwhile, sekitar 53 kilometer dari kota Manchester, seorang manajer muda yang kerap dipanggil “Giant Eyes” oleh teman-temannya karena matanya yang bulat melotot saat marah tengah merenung sendiri di kerasnya lapangan Deepdale, ia baru saja gagal membawa timnya, Preston North End, melaju ke final play off Division Two, namun ia tidak berputus asa, karir manajerialnya baru saja dimulai, ia tahu akan melangkah kemana.


Saat ditawari menjadi asisten manajer Preston 2 tahun sebelumnya, seorang physio klub tersebut bertanya padanya apakah ia akan sungguh-sungguh menjalani karir manajerialnya, dengan tatapan tegas dan penuh keyakinan, pria ini hanya menjawab singkat, “Kelak saat umurku 45 tahun nanti, aku akan menjadi manajer kenamaan di Premier League.” And guess what? Dia berhasil, bahkan saat umurnya menginjak 50 tahun ia telah menjadi manajer dari klub terbaik di Premier League dan salah satu yang terbaik di dunia: Manchester United. Sesuatu yang saya yakin tidak terbayang dalam alam pikiran liarnya sekalipun ketika menjawab pertanyaan dari physio Preston tadi.

David William Moyes, nama lengkap pria itu, tidak hanya berasal dari tanah yang sama dengan Sir Alex, dia juga mempunyai watak yang sama: pekerja keras. Sejak umur 22 tahun dia telah mengikuti kursus kepelatihan, mengumpulkan berbagai catatan dari manajer-manajer yang pernah melatihnya, dan tak segan meminjam uang agar bisa berkeliling mengunjungi sesi latihan tim-tim di Piala Dunia 1998. Sir Alex sempat menawarinya menjadi asisten manajer tidak lama setelah itu, namun Moyes merasa belum siap, dia lebih tertarik untuk terus menimba ilmu dengan memanajeri timnya sendiri meski bukan di level tertinggi, tapi ia tahu pasti saat itu akan tiba.


Tak ada kerja keras yang tidak berbuah, bulan Maret 2002 menjadi saat bersejarah bagi Moyes setelah Everton resmi mengangkatnya sebagai manajer, akhirnya ia berhasil mewujudkan mimpinya menjadi manajer Premier League. Tak ada yang menyangka ia bisa bertahan begitu lama di Goodison Park dengan rata-rata prestasi yang cukup stabil bersaing di zona Eropa meski dengan kondisi seadanya, dia bahkan terus bisa mengorbitkan pemain-pemain muda. Semua itu tidak luput dari penilaian Sir Alex, dibalik tirai jendela kantornya di Carrington, Sir Alex merasa telah menemukan penerusnya.

Sekitar empat tahun yang lalu, saya berdiskusi dengan beberapa teman tentang siapa yang kelak akan menjadi pengganti Fergie, mayoritas teman berpendapat bahwa tidak ada sosok yang lebih tepat mengisi singgasana Sir Alex selain manajer Inter Milan saat itu, Jose Mourinho, alasannya sederhana: raihan prestasinya yang fantastis, sementara saya dan seorang teman lagi memilih David Moyes, dengan alasan yang tak kalah sederhana: kepercayaannya terhadap pemain muda, serta etos kerja dan karakternya yang mirip dengan Fergie. Tentu saja Moyes kalah populer jika dibandingkan dengan The Special One, hasil polling di salah satu forum fans juga menempatkan Mourinho jauh di atas Moyes, jangan coba sebut Jurgen Klopp, namanya bahkan tidak muncul di daftar polling karena memang nyaris tidak ada yang mengenalnya empat tahun lalu. Tahun berganti tahun, musim berganti musim, saya tetap yakin kelak Moyes lah yang akan menggantikan Fergie meski entah kapan.


And finally the time has come… 8 Mei 2013, Sir Alex resmi mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer United, that was terribly shocking… sebagai fan United, hal terakhir yang ingin saya dengar adalah kabar tentang pensiunnya Fergie, dalam skala tertentu, ini seperti mendengar kabar bahwa besok matahari akan terbit dari barat. Sejak mendukung United di musim 1995/96, saya cukup beruntung bisa menjadi saksi dari berbagai sejarah yang ditoreh United, mulai dari dua kali gelar Double sampai malam surreal di Barcelona yang memastikan gelar Treble, tapi saya merasa tidak siap untuk menjadi saksi sejarah pergantian manajer United, akan menjadi sangat aneh menyaksikan orang lain duduk di dug-out Old Trafford setelah seumur hidup hanya melihat kakek tua yang duduk disana sambil sibuk mengunyah permen karet dengan wajahnya yang memerah.

Tapi itulah yang terjadi, akhir musim 2012/13 menjadi semacam roller coaster bagi semua fans United, senang luar biasa karena rekor gelar ke-20 bisa diraih tapi sekaligus sedih tak terkira karena Fergie harus pergi. Tapi, selalu ada sisi positif dari setiap hal yang negatif, dan bagi saya itu adalah tepatnya prediksi saya bahwa Moyes lah yang menjadi manajer United selanjutnya atas rekomendasi Fergie sendiri. Scots for another Scots.


Saya jadi teringat cerita dari Sean Gregan, salah satu anak asuh Moyes di Preston dulu, Sean berkisah bahwa saat itu tim sedang dalam perjalanan menggunakan bis, ketika ia ingin pindah duduk ke kursi depan, ia melihat Moyes tengah serius membaca biografi Sir Alex Ferguson dan menandai bagian-bagian penting di setiap halamannya. Sungguh suatu takdir yang sempurna melihat dia lah kini yang menjadi pengganti dari Sir Alex sendiri.

Musim 2013/14 akan segera bergulir, dan bagi saya ini adalah satu dari beberapa musim transisi, yup… beberapa. Dulu Fergie membutuhkan 4 musim untuk meraih trofi pertamanya, dan kita tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan Moyes untuk membuktikan kualitasnya.

United akan selamanya menjadi United, klub dengan tradisi juara yang selalu memunculkan pemain-pemain muda terhebat, tapi transisi adalah keniscayaan, Sir Alex telah menunjuk penggantinya yang terbaik dan berpesan agar semua fans memberi dukungan penuh padanya…

“Your job now is to stand by our new manager!”

So, let’s just do that…

In Moyes We Trust… United We Stand!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar