Selasa, 14 Januari 2014

BENARKAH ADA KONSPIRASI UNTUK MEMBELA UNITED?




Selain amat menggilai sejarah, fans Liverpool juga terkenal akan kegemarannya pada teori konspirasi. Bukan... bukan teori tentang Illuminati, Freemasonry, Area 51, atau yang sejenisnya, tapi teori konspirasi tentang korps baju hitam yang selalu membela rival abadi mereka, Manchester United. Liverpudlian secara ajaib percaya bahwa wasit telah berada di belakang semua kesuksesan United selama ini. Sepertinya seseorang belum bisa dikatakan sebagai fan Liverpool sejati jika tidak percaya pada teori konspirasi ini, keimanan pada teori tersebut layaknya seperti The Kop Pledge butir kelima yang tidak tertulis.
 



Diluar dugaan, seorang fan Liverpool bernama Jaimie Kanwar nekad menjadi pendosa dengan menolak beriman pada teori konspirasi sekaligus "membela" raja dari segala kejahatan, Manchester United. Berikut artikel dari Jaimie seperti yang ia tuliskan di liverpool-kop.com


Setiap kali Liverpool bermain melawan Manchester United, keputusan wasit terlihat selalu memihak United, dan ini adalah sebuah konspirasi untuk melawan kita. Pusat segala konspirasi busuk ini bermuara pada satu nama: Alex Ferguson. Kakek tua ini menggunakan segala kekuatannya untuk mempengaruhi wasit demi kemenangan United. Tuduhan ini terdengar familiar bukan?

Tidak ada cara untuk membuktikan tuduhan tersebut selain melihat kepada fakta yang objektif, seperti keputusan-keputusan wasit terhadap kedua tim dalam periode waktu tertentu. Maka dengan maksud untuk menganalisis hal ini, saya akan coba melihat pada: 

1. Keputusan-keputusan penting wasit sepanjang era Premier League (1992-2012)
2. Keputusan krusial seperti hukuman kartu dan hadiah penalti.

Saya bisa saja melihat pada keputusan pemberian tendangan bebas, sepak pojok, dan juga offside. Tetapi semua itu jarang menjadi perdebatan dalam 20 tahun terakhir, oleh karena itulah saya hanya akan coba fokus pada hukuman kartu dan hadiah penalti yang diberikan untuk kedua tim.

Saya belum melihat setiap keputusan yang seharusnya diberikan tapi tidak diberikan. Lagipula siapa yang bisa mutlak menentukan bahwa seharusnya suatu keputusan itu harus diberikan? itu terlalu subjektif dan karena itu tidak akan berguna dalam analisis ini.

Berikut ini adalah tabel yang saya buat yang mengkompilasi pertemuan Liverpool vs Manchester United sejak tahun 1992 sampai dengan 2012: 



Poin penting yang bisa disimpulkan dari tabel tersebut adalah:

- United menerima kartu kuning lebih banyak dari Liverpool.
- United juga menerima lebih banyak kartu merah.
- Liverpool mendapat penalti lebih banyak di Old Trafford ketimbang United ketika di Anfield.
- Secara rata-rata, United menerima lebih banyak hukuman kartu (kuning dan merah) ketimbang Liverpool.
- Wasit yang memimpin pertandingan Liverpool vs Manchester United sudah menjalankan tugasnya dengan sangat konsisten.
- Tidak ada bukti akurat yang menunjukkan bahwa wasit lebih berpihak pada United.
- Dimana sebenarnya bukti tuduhan dari konspirasi?

Saya yakin bahwa setelah menulis artikel ini banyak rekan sesama fans Liverpool akan mencela saya atau menuduh saya sebagai "fans United tersembunyi".

Yang jelas, disini bisa saya simpulkan bahwa konspirasi untuk membela United hanyalah omong kosong, semakin cepat isu ini hilang maka akan semakin baik.

Jaimie Kanwar


Itulah tulisan fans Liverpool yang secara objektif menilai bahwa isu konspirasi United tak lebih dari sekedar isu murahan. Sekedar tambahan dari saya, belum lama ini Opta Sports, penyedia data statistik olahraga paling terkemuka, lewat akun twitter-nya menyatakan bahwa Liverpool menjadi tim yang paling banyak mendapat hadiah penalti sepanjang sejarah Premier League, sebuah fakta yang tentu berbanding terbalik dari teori konspirasi yang diagungkan Liverpudlian selama ini. Well, tapi mungkin mereka akan menyatakan bahwa Opta adalah penyedia data yang invalid, di bawah kendali Alex Ferguson, dan kelihatannya minggu depan mereka akan segera mengkampanyekan gerakan "Don't Trust Opta!" karena takdir Tuhan sudah menetapkan bahwa Liverpool adalah tim tanpa dosa yang selalu menjadi korban, bukankah begitu?





Kembali ke artikel Jaimie, Liverpudlian mungkin bisa berkilah bahwa data dari tulisan tersebut tidaklah lengkap karena hanya fokus pada duel Liverpool vs United saja dan tidak menyeluruh pada pertandingan-pertandingan lain yang dijalankan United, tetapi itu bisa dibantah dengan mudah: jika memang mereka masih percaya akan adanya konspirasi, maka silakan tunjukkan data dan bukti valid dari tuduhan mereka tersebut. Dalam hukum dinyatakan bahwa orang yang menuduh harus membuktikan tuduhannya pertama kali, bukan sebaliknya, Jadi jika fans Liverpool bisa sedikit saja cerdas, seharusnya mereka lah yang mesti menunjukkan bukti otentik kebenaran teori konspirasi tersebut pertama kali, bukan malah fans United yang lebih dulu membantahnya.

Ah, sudahlah... berharap fans Liverpool bisa mempunyai sedikit kecerdasan seperti Jaimie? rasanya saya terlalu berlebihan.

It's never their fault after all.




4 komentar: